Thursday, September 27, 2012

sang pecinta

Sang pencinta
mencintai cintanya
melahir rasa di jiwa
di belai gelora rindu nya
bagai tiada apa di dunianya
hanya rasa keagungan cintanya
sang pencinta
bersama dimensi rasa
mengukir arca hatinya

melukis warna gembira
di kanvas hatinya
apakah selamanya
cinta bersama pencintanya
cinta tampa sang pencinta
bagai tiada makna
pencinta tampa cintanya
hanya kesunyian melanda

perangkap fantasi mu

di cermin itu ia menyisir rambutnya
ia memperaga kecantikannya
di situ dia mencipta angannya
cermin itu menperlihat segalanya
segala apa yang dia inginkan
cermin itu biasan zahir diri mu..
tidakah kau sedar sebenarnya..
di balik cermin mimpi kau berilusi
kau lihatlah perihal diri mu
kepalsuan senyuman mu
pandanglah aku biasan kepalsuan mu
seakan mimpi ngeri malam mu
jauh kau tinggalkan aku..
kau bersama fantasi mu
menjadi ilusi impi waktu
terperangkaplah kau di situ..

Yang dulu dan Kini





dari corong dan lorong
perit pedih melolong
yang bebas terkurung
yang samar bersambung
yang dulu bulat pembentung
yang ada tak sedar di untung
yang jauh di hubung
yang dekat melopong
yang bohong di sokong
yang domba menyokong
yang jujur di pasung
yang lantang di kongkong
yang menolong di bendung
yang dulu gah disanjung
kini rebah condong menyembah
kini mendakap resah
kini seranah menyumpah
kini terbiar seperti sampah
kini mendakap resah
kini berpecah belah
kini lepas lesap berhelah
kini tabah atau menyerah
kini berundur lari
atau
teguh melangkah s

ada tangisan..

di renyai dingin malam
dengan mesra menampar muka
terbias titis rintih dunia
tak terlihat derita mereka
jendela hati seakan kaku
tirai waktu seakan pilu
takbir minda hanya kepuasan nafsu
di mana insan dan ehsan
semua berjuang untuk kepentingan
tanpa hirau ada tangisan
menjadi sendu yang berlagu
terbiar berhamburan di angin lalu

sedingin rindu


Dan malam semakin panjang
Bersama dakapan dingin
Kabus melarut antara kelam
Menjadi sesuatu
Mengisi ruang dan waktu
Pandangan ku semakin kabur
Tubuh ku dingin di ulit bayu
dedaun sehijau rindu
Berdesir gemersik resah
Seakan rendang menjulang pasrah
Takala gugur kelopak mimpi
Harumannya tetap di hati
merusuh sekurun ingatan
terhadap seguris seyuman
malam ku semakin dingin
hambar dalam dakapan waktu
rindu ku pada saat itu
hingga tiada lagi yang indah
untuk ku kenangankan
Aku tetap di sini
Bersama secebis sisa waktu
Menanti akan hadir diri mu