Thursday, May 9, 2013
simpulan semalam
Malam temarang kelam
Desir sang bayu bersatu
Melambai sepi waktu
Dingin mendakap aku
Pudar kerlip bintang
Suram rembulan malam
Kelabu lintas awan gemawan
Reranting hayal menjulang angan
Kau aku antara kejauhan
Kau aku dalam diam
Merungkai simpulan semalam
Dalam tautan sebuah senyuman
Saat manis yang ku rasakan..
dairi hati
bersama waktu tercatat
yang lepas terukir sejarah
yang datang belum pasti
yang dilalui menjadi memori
yang baik jadi teladan
yang manis jadi kenangan
yang indah ku diabadikan
dalam coretan dairi hati
kawan terima kasih ku ucapkan
kekasih ku damba waktu itu
walau jauh ku pergi
lembaran ini menemani
dan kalian tetap disisi..
mengimpi indah larangan
Selembut Sutera bidadari
Tirai impi dan mimpi
Mengerling rembulan tinggi
Mencermin kerdil diri
Dalam kelam lembah sepi
Hayalan aksara dalam puisi
Menakluk frasa ungkapan jiwa
Rentetan rangkaian diksi
Laksana tubir titis titisan
Mengukir lekuk sekeras hati
Ku cuba merungkai makna
Membina arca tak bernyawa
Suram tampa warna
Hanya bayu menyapa
Malam ku kembali temarang
Mengimpi indah larangan
semerah flamboyant
senja itu
flamboyant berguguran
terpukau seorang dara
memandang jauh gugurnya
satu satu dedaunan berhamburan
berserakan di pangkuaan
di raihnya sekuntum flamboyant
memandang sayu dengan harapan
semoga esok flamboyant ini
terus bersemi mekar kembali
mewarnai hari harinya
dengan indah merona merah
seteguh cintanya ...
kegilaan ini
kejauhan dari mu
Lama adalah sekadar hitungan masa
Jarak adalah ruangan tercipta
Yang memisahkan kita
Ruang dan masa menjadi sejarah tercipta
Antara kita bersama secalit memori
Saat rindu untuk bersama mu
Bayu melengkari waktu hadir kepada mu
membawa khabar kasih di hati ku
Ruang dan waktu tiada rintangannya
Untuk ku katakan apa di hati Ku
Katakanlah kau bersama Ku
Mencurah rindu di kejauhan waktu
senyumlah
kau
rahsia untuk ku
tunjukan aku
Rongga waktu sepi berliku
terperangkap di jerat masa
berulang kali aku gagahi
jauh ku brjalan menapak kaki
lurah denai menjadi titian ku
gurun samudera permainan ku
hingga ku tak tahu dimana aku
keringat tercurah sia sia namun
tidak kutemui destinasi hakiki
berteduh disini melepas lelah
dingin kabus rindu mencengkam
menemani malam di perhentian
mengeluh derita dunia
menemplak jiwa bergelora
sampai bila aku harus mencari
dimana berakhirnya nanti
tunjukan aku jalan kepada-NYA
secawan kopi semanis senyuman
bergumpalan awan berarak mendung
kabur mata kabus melata
pagi ku dingin suasana
secawan kopi jadi peneman
sepotong kuih jadi santapan
seketika rintik hujan merintih
aroma kopi membangkit naluri
membuak di fikiran kenangan hati
hirupan mimpi dan angan hati
semanis senyuman ligat mengitari
tawa riang dan gembira
wajah wajah bahagia
tak akan ku lupa..
kami ingin
kasih embun pagi
Dan malam bertandang kelam
kabus berhamburan pergi
di buai sendu malam
bulan keretakan sinar
di belah awan harapan
memancar keindahan malam
bersama bayu ku hapus jejak semalam
semoga pergi jauh
ku mengejar bayang bayang
dalam mimpi yg mendakap resah
terjaga lena di hentian malam
andai hati ini embun
walau berabad lama
tak mungkin menjadi lautan
aku embun pagi
berkilau sementara dingin ku rasakan
sampai saatnya
di salai mentari
cinta ku pasti hilang
di bawa awan mendung
dan menitis di bumi berkali kali..
penindasan
Suara gah bertitah
*kita ada kuasa..
suara lemah mengalah..
*sudah nasib kita..
suara miskin berbolak balik
*apa yang kita ada..
suara kaya bermegah
*apa lagi yang belum kita punya..
Suara gah bersuara
*Kerah saja kudrat mereka..
Suara lemah mengeluh
*Kuasa di tangan mereka..
Suara kaya bergema
*Pedulikan mereka.. untung kita..
Suara miskin meresah..
*Harga kita.. kesempatan mereka..
Subscribe to:
Posts (Atom)