Sunday, January 1, 2012

wahai insan insani




wahai insan insani
yang jauh menyimpang dari tali ILAHI
sedarlah dunia ini bukan abadi
suatu masa musnah tiada lagi
sedarlah wahai insani

wahai insan yang alpa
kembalilah mencari keredhaa-NYA
mendapkanlah keinsafan di jiwa

wahai insan yang terpedaya
terpesong pada jalan-NYA
sedarlah akan diri kita
ungkaplah kalimah suci
ALLUHUAKBAR ALLAH MAHA BESAR

wahai insan yang lena
sedarlah jiwa yang bererti
mari soroti kitad suci
kitad suci MUHAMMAD
kitad suci umat sejagat
kitad penuh ilmu dan syafaat

hujan kata kata




seketika menanti teduh
dari hujan kata kata
menempis tajam lidah berbisa
melibas menghiris duka
namun aku tetap terluka
terima kasih untuk semua
mengajarku erti upaya
ku kenal akan dunia
aku yang terlena atau
alpa mengenal jiwa mereka
disini aku berteduh jauh
mengharap dunia yang leka
dan biarkan aku berteduh disini..

semoga bila ku kembali
tiada lagi yang menghela bicara
menguris duka menghunus kata kata
walau bukannya senjata
zahirnya tiada luka
namun batinnya terasa
walau berabad lama
kan segar menghiris rasa
ku kan tetap tersenyum buat mu
ku ucapkan terima kasih buat mu..

coretan pena dunia




coretan pena dunia
lihat dia kekasih waja
dengan pena cinta hatinya
mencurah impi rasa bahagia
semoga cintanya selamanya

lihat dia wartawan ternama
dengan pena dan lidah bicara
menulis sejarah hari ini
menceritakan berita dunia
semoga semuanya benar dan nyata

lihat dia seniman lara
dengan pena keagungan bahasa
mengabadikan luahan rasa
dengan indah menjadi warkah
tentang cinta suka duka dunia
menjadi wadah mencetus pemikiran
apa jua dari sudut pandangnya
semoga penanya tidak kehabisan tinta.

haluan yang hilang




saat malam bertamu
di kota ini aku membisu
fikiran ku buntu
jauh melayari impi yang satu
sinar kemilau duni
dalam derita perantau kota
semuanya terasa asing bagi ku
dingin mencengkam kelam
aku bagaikan kehilang waktu
pilihan ditangan ku
dan perangkap masa hampir mengena
sebelum ku gugur hilang segalanya
atau wujud syukur berjaya
namun batas masa takan lena
pantas atau lambat ku gapai
baik atau sebaliknya kuserah kepada-NYA..
tunjukankan lah aku jalannya
untuk ku terus melangkah
agar tidak kehilangan arah
dalam ranjau dunia tak terbatas

biola pak tua




seorang tua dan biolanya
di simpang jalan sehala
diatas kerusi kayu
yang lalu memandang sahaja
ada yang menghulur seringit dua
dia mengesek biolanya
tak di hiraukan mata mata dunia
gesekannya bertenaga jua
lagunya indah bersahaja
tampa suara diam suasana
ada tertanya apa lagunya
wajahnya seperti lena
namun ia mengumpul jiwa
meluah rasa dalam irama
yang mendegar pasti merasakannya
wahai pak tua perihal apa kau kabarkaN
gemersik berbisik melodi jiwa
ku rasakan sesuatu
kau menyimpan seberkas duka
bersama usia tersisa
garis usia melingkari wajah mu
bersama biola kau dendangkan
derita kejamnya dunia..

disember pergi lagi




panas terik hari ini
detik demi detik
saat demi saat
masa hampir tamat
dan disember kan pergi
namun ku masih rindukan
hujan dinihari dibulan disember
dakapan kabus rindu
serta rintikan bulan di malam hari
januari pasti menjelma
tak mungkin rotasi masa terhenti
namun satu fikirku
disember pasti bersua semula
tapi masih adakah aku
untuk menikmatinya saatnya
atau seperti saat itukah ia kembali..